Berkomputer Menggunakan Monitor LED-TV
Sebuah monitor tentu
menjadi krusial untuk sebuah PC atau komputer. Karena dengan perangkat inilah kita dapat melihat
tampilan dan proses kerja dari komputer kita. Meskipun saat ini peran komputer desktop telah sedikit tergeser oleh laptop atau bahkan ponsel, namun bagi para
penggiat dunia visual mungkin keberadaan sebuah PC ini seperti tidak
tergantikan. Apalagi bila kita membandingkan karakteristik beserta harga
perangkat tersebut.
Saat ini ada banyak
pilihan merek monitor komputer (dengan layar LCD/LED yang ramping) yang dapat kita beli untuk menunjang
pekerjaan kita tersebut dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Namun ternyata banyak
orang masih bingung memikirkan apa perbedaan LCD dan LED. Dan dari yang sempat
penulis rangkum dari beberapa sumber manusia—maksudnya secara bertanya, bukan
melalui sumber literasi—LED adalah juga seperti LCD namun dengan tambahan sinar backlight di belakangnya.
Penulis sendiri sempat
melihat pada sebuah pameran komputer tentang bagaimana LCD dan LED ini berbeda
secara tampilan gambar/visual. Pada LCD, dalam keadaan tanpa gambar maka layar
akan menunjukkan sedikit nyala redup kurang lebih 1% dimana orang akan tahu
bahwa layar tersebut dalam posisi ON.
Sedangkan pada LED bila
dalam keadaan tanpa gambar sama sekali (misalnya jika kita menancapkan kabel
VGA namun komputer/VCD atau apapun yang terhubung tapi dalam posisi mati) maka
keadaan layarnya akan hitam 100% tanpa cahaya redup tadi. Hanya, kondisi
demikian pun agaknya berbeda untuk merek yang berbeda.
Sistem Pada Monitor PC
Umumnya dan Sebuah Monitor-TV
Pada umumnya, sebuah
monitor PC mempunyai port VGA/D-Sub 15 pin yang lalu
disambungkan dengan sebuah VGA
card (baik internal atau
eksternal) pada mainboard komputer. Meskipun demikian, dewasa
ini colokan kanal/port HDMI
telah menjadi salah satu standar juga yang tidak bisa dikesampingkan mengingat
kelebihannya dalam menampilkan warna yang lebih cerah.
Selain port HDMI yang juga dikenal adalah port DVI. Kelemahan dari keduanya adalah
secara harga, kabelnya cenderung lebih mahal dari kabel VGA/D-Sub 15 pin yang
telah menjadi standar pakem di masa lalu. Sebagai perbandingan, jika pada
umumnya kabel VGA bisa didapat dengan harga 10ribu rupiah, maka kabel HDMI bisa
mencapai 30-50ribu rupiah bahkan ada yang lebih mahal dari itu.
Sejalan dengan
perkembangan teknologi pada monitor tadi, kita juga mengenal perangkat televisi
yang teknologinya semakin berkembang dengan bentuk ramping dan ringkas karena
mempunyai layar LCD/LED, yang banyak diantaranya 'multi-fungsi' dimana
perangkat tersebut juga dapat digunakan untuk memutar beberapa jenis berkas (file)
tertentu; dan ini sekaligus menggeser keharusan membeli video player.
Bayangkan, banyak
perangkat televisi modern saat ini juga mempunyai tombol USB (meskipun
kebanyakan masih USB 2.0) yang dapat memutar berkas MP3 (standar berkas audio),
MP4 (satu jenis berkas video) atau berkas DAT (merupakan jenis berkas video
yang digunakan pada keping VCD). Jadi dari sisi ini, sebuah televisi terkini
pun mempunyai kemampuan memproses beberapa jenis berkas tadi tanpa membutuhkan
perangkat tambahan.
Meskipun demikian, bagi
pirsawan televisi pada umumnya juga hampir selalu harus menyediakan speaker tambahan karena secara keseluruhan speaker yang menyertai pesawat televisi masa
kini kurang nyaman bagi telinga, yang memang dikompensasi dengan asupan listrik
yang lebih kecil dari TV jenis CRT.
Berbicara tentang
monitor dan televisi memang sejatinya adalah dua hal yang berbeda meskipun saat
ini pada umumnya keduanya mempunyai kesamaan dengan tampilan layar LCD/LED
bukannya CRT.
Sedangkan perbedaannya
adalah: standar ukuran resolusi yang umum digunakan oleh perangkat televisi
adalah NTSC atau PAL (meskipun saat ini format keluaran TV juga mengadopsi
layar lebar 16:9 karena ketersediaan perangkat yang umum di pasaran); dan
standar yang digunakan oleh sebuah monitor adalah berbasis resolusi
piksel.
Namun kita bisa
berterima kasih kepada para ilmuwan hardware/software yang berhasil menyandingkan keduanya
pada satu perangkat. Apakah kelebihan dan kekurangannya?
Kekurangannya yang utama
(dan mungkin akan dijauhi oleh mereka yang kurang familiar terhadap
barang-barang teknologi terbaru) adalah kerumitannya. Tak ada yang simpel
seperti zaman dulu dimana menu settingan televisi dan monitor terpisah dan
hanya berkutat dengan fungsinya masing-masing. Hampir pasti perangkat hybrid seperti monitor-TV ini hanya mempunyai remote control sebagai pengendali dan pengubah
setelan, bukan lagi berbentuk tombol di samping atau di salah satu permukaan
perangkat tadi. Belum lagi adanya berbagai port dengan fungsinya masing-masing.
Perangkat ini juga kecil
kemungkinannya direparasi pada bengkel elektronik biasa karena jika ada
kerusakan biasanya harus mengganti secara modul, bukan pernik spare-part terpisah seperti monitor atau TV
tabung/CRT masa lampau.
Jadi mau-tidak-mau dan
sangat mungkin kita akan membutuhkan jasa service resmi, yang biasanya memang cukup
mahal secara harga bila harus ada penggantian disebabkan suatu error. Sementara jasa service pinggir jalan akan membutuhkan
distributor suku cadang seperti halnya bengkel motor pinggir jalan membutuhkan
bengkel resmi.
Namun kekurangannya ini
mungkin akan dimaklumi oleh seseorang yang menginginkan kepraktisan atau
mempunyai ruang sempit seperti penulis yang saat artikel ini ditulis hanya
menempati sebuah kamar kost yang tidak terlalu lebar. Akan sangat menyita
tempat juga saat ada dua perangkat dengan fungsi berbeda berada pada satu
ruangan.
Sebagai catatan,
perangkat monitor-TV secara umum tidak mempunyai perekaman (screenshot/screen
capture) seperti penggunaan TV-tuner pada komputer. Jikalau ada mungkin
adalah di luar pengetahuan penulis.
Televisi dan monitor PC jenis CRT yang sangat populer di masa
lalu. sumber: commons.wikimedia.org/David Wright/geograph.org.uk
Keluaran (Output) Suara
Jika kita memilih
monitor komputer biasa (bukan monitor-TV), maka keluaran suara ini biasanya
hampir tak bermasalah; kecuali jika colokan yang kita gunakan adalah
HDMI.
HDMI merupakan standar
masa kini untuk dunia audio-visual yang rupa-rupanya 'agak mubazir' pula
kegunaannya di ranah ini meskipun kelebihannya telah disinggung pada paragraf
sebelumnya yakni warna keluarannya lebih cerah dan tajam dibandingkan via kabel
VGA/D-Sub 15 pin.
Mengapa dikatakan 'agak
mubazir', ini disebabkan oleh karakternya yang sanggup membawa kanal visual dan
audio sekaligus dalam satu kabel. Padahal keluaran suara dari layar monitor-TV
masa kini dengan postur kerempeng agaknya kurang dapat memanjakan kuping
pirsawan disebabkan gelombang bass yang kuat akan membutuhkan ruang yang
cukup. Minimal seperti tabung pipa. Lantas ditanamkan dimana penampang tabung
suara bass pada bidang monitor-TV tersebut?
Jadi bila Anda
menggunakan mainboard komputer dengan output HDMI, hal yang perlu dilakukan adalah
tidak mengeksekusi penginstalan driver untuk HD-audio supaya keluaran audio-nya tidak
berujung pada speaker
internal monitor-TV tadi
(yang kebanyakan memang kurang bagus untuk para audiophile dengan standar kuping tinggi—bahkan
juga jika ditambah dengan embel-embel Dolby
System, DTS atau lainnya).
Sebagai gantinya, kita
bisa menggunakan driver
soundcard onboard bawaan mainboard tersebut atau memasang kartu suara
tambahan untuk komputer, yang keluarannya tetap diarahkan ke speaker atau speaker aktif.
Lalu bagamana dengan output suara dari kanal televisinya?
Kebetulan, saat ini penulis menggunakan satu speaker aktif dimana ada beberapa fitur
(termasuk fitur blutooth)
pada speaker tersebut.
Memang akan membutuhkan
perangkat tambahan (peripheral) plugin pada komputer yaitu sebuah dongle blutooth USB yang dapat mengirimkan sinyal
suara. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tindakan harus berganti colokan (jack)
tiap akan beralih dari bermain komputer serta menonton televisi.
Penulis sendiri
menemukan adanya percabangan kabel audio jack yang dijual di pasaran, namun tidak
menyarankan penggunaannya disebabkan wejangan berdasar pengalaman seorang rekan
Kompasianer Widianto Didiet yang pernah menggunakan tool ini.
Sebuah komputer pada
umumnya terhubung dengan stop-kontak listrik meskipun posisi OFF dan ini
mengakibatkan adanya arus masuk meski sangat kecil. Nah, arus suara keluaran
dari televisi ditambah arus kecil keluaran komputer tersebutlah yang dapat
membuat speaker-nya
jebol.
Jadi, penulis lalu
menggunakan fitur bluetooth pada speaker aktif tadi saat komputer-ria,
sedangkan input AUX (jack audio) digunakan saat menonton televisi,
yang tentu dapat kita ubah-alihkan (switch) dari tombol pada speaker aktif tadi kapan saja. Jika tak berada
pada setelan bluetooth tentunya tak akan ada arus listrik
yang masuk, disebabkan perangkat tadi tidak terhubung.
Gambar Pada Monitor-TV
Jika paparan sebelumnya
didominasi oleh bahasan audio. Lalu bagaimana dengan gambar visual dari
monitor-TV tersebut?
Mitos 1: Ada
anggapan ukuran piksel (satuan titik) pada monitor-TV lebih besar ketimbang
monitor komputer biasa.
Yang ingin penulis jelaskan, mungkin hal ini adalah salah kaprah. Memang gambar
siaran TV analog pada umumnya tidak akan sehalus komputer---bahkan jika
dibandingkan dengan siaran TV kabel, perangkat konsol game, video dari keping bluray (720px ke atas) disebabkan perbedaan
sistem dan resolusi.
Sedangkan jika kita
pernah menangkap siaran TV melalui kartu khusus yang ditancapkan pada slot mainboard, maka kita akan
tahu jika resolusi gambar siaran TV analog pada umumnya relatif lebih
kecil.
Seandainya gambar
tangkapan TV-card tersebut diperbesar seukuran layar (mode full screen) maka akan
terlihat menyerupai siaran TV melalui pesawat televisi umumnya. Jadi bukan
disebabkan ukuran piksel monitor-TV lebih besar dari ukuran piksel monitor
konvensional. Gambar monitor-TV dengan resolusi 1600 x 900 mungkin akan sama
dengan monitor beresolusi 1600 x 900. Kecuali memang, secara tampilan gambar
ukuran layar LCD/LED berukuran 16inci akan berbeda dengan layar LCD/LED
berukuran 22inci meskipun mempunyai resolusi serupa yakni 1600 x 900.
Mitos 2: Monitor-TV
hanya cocok untuk pandangan jarak jauh.
Banyak orang menganggap kecerahan (baca: tingkat terang) layar LCD/LED-TV sama
dengan televisi CRT. Padahal dilihat dari sistemnya saja sudah berbeda. Gambar
pada layar CRT itu sendiri adalah hasil dari tembakan elektron pada tabung
vakum yang membutuhkan daya listrik yang cukup tinggi ditambah pemanas dan
lain-lain; sedangkan pembentukan gambar pada sistem LCD/LED ini adalah hasil
dari pemlintiran cahaya.
Secara kecerahan, layar
CRT memang cenderung lebih terang ketimbang LCD/LED. Jadi penggunaan LED-TV
masih cenderung lebih nyaman untuk mata ketimbang penggunaan monitor CRT.
Pada masa lalu, sebuah
monitor PC pun berbentuk tabung CRT juga. Banyak filter dijual khusus untuk
layar CRT yang bertugas untuk mereduksi efek radiasi yang muncul dari proses
pembentukan gambar tadi disebabkan peletakan monitor PC pada umumnya memang
lebih dekat jaraknya ke mata ketimbang televisi; sedangkan filter pada LCD/LED
lebih sedikit disebabkan radiasi yang lebih minim.
Banyak monitor LCD/LED
mempunyai kontrol kecerahan dan warna yang baik (dapat ditambah-kurangi)
meskipun secara umum standar warnanya masih kalah jika dibandingkan dengan CRT,
kecuali LCD/LED dengan fitur retina
display seperti perangkat
komputer Apple, namun entah apakah fitur ini ada pada monitor lain secara lebih
luas.
Biasanya, parameter yang
digunakan untuk kedalaman warna pada monitor LCD/LED termasuk pada LCD/LED-TV
adalah pada contrast ratio.
Ukuran contrast ratio ini tidak dapat diubah, dan memang
sangat berpengaruh terutama bagi mereka yang sensitif secara visual. Jika kita
bergerak dibidang grafis/fotografi, maka membeli monitor LCD/LED dengan contrast ratio yang tinggi adalah salah satu
keharusan; meski secara nyata semuanya MASIH PERLU DIUJI.
Seorang teknisi komputer
yang pernah tinggal satu rumah kosan dengan penulis menyarankan supaya
menaikkan saturasi pada sistem warna laptop kala penulis pernah mengeluhkan
warna di layar laptop yang kurang cerah.
Padahal kenyataannya, contrast ratio-nya memang
rendah. Jika slider saturasinya dinaikkan, maka batas
bawah saturasi tadi akan tertarik naik dan warna-warna soft pun akan terimbas njomplang. Tentu hal ini
berlaku pada LCD/LED desktop.
Jadi untuk mereka yang berkutat di dunia grafis seharusnya memilih LCD/LED
dengan contrast ratio tinggi; misalnya 1:2000 ke atas.
Pengalaman Penulis
Memilih Monitor-TV
Hingga saat ini, penulis
hanya pernah membeli serta menggunakan dua jenis LED-TV yang dapat difungsikan
sebagai monitor PC. Yang terakhir beli malah dijual lebih dulu disebabkan
pertimbangan tertentu: membutuhkan uang disamping secara tampilan visual kurang
layak untuk dibuat berkomputer-ria di keseharian.
Karena produk elektronik
mempunyai penyusutan lebih tinggi jika disimpan lama meskipun tanpa penggunaan,
jadi penulis berpikir langkah penjualan sesegera mungkin adalah yang terbaik.
Memang akan rugi 200K jika dibandingkan saat membeli baru, tapi kerugiannya
disinyalir akan semakin membesar jika terlalu lama ditunda disamping
berkurangnya peminat disebabkan usia garansi yang semakin berkurang.
Apalagi saat
dijual tadi masih ada asuransi khusus pertanggungan jatuh tak sengaja selama
setahun di luar garansi normal. Jangan salah, secara teknis angka contrast ratio-nya cukup
tinggi dibandingkan kompetitornya.
Jika Anda mempunyai
waktu luang, mungkin bisa browsing lebih lanjut tentang LED-TV LG seri
24MT48AF. Dari angka depannya bisa ditebak bahwa ukurannya 24inci. Sebagai
catatan hasil pengamatan penulis: yang berukuran 24inci ini masih relatif
stabil saat dicoba untuk pergantian resolusi mendadak ketimbang versi
22incinya, begitu pun kondisinya lebih baik jika ditinjau kedalaman
warnanya.
Pergantian resolusi
mendadak ini memang tidak terlalu dibutuhkan pada perangkat LCD/LED-TV untuk
penggunaan siaran TV biasa atau pemutaran video dari player, mini-hifi dan lain sebagainya; tapi cukup
krusial bila di dunia PC untuk keperluan tertentu. Misalnya: waktu booting PC.
Saat PC dalam kondisi
menampilkan BIOS dengan saat PC menampilkan Logo
boot Windows (penulis
menggunakan Windows10)
dan ketika PC masuk ke layar desktop setelah semua proses booting selesai akan menampilkan resolusi
berbeda, dan hanya pada saat berada pada kondisi tampilan desktop-lah yang bisa diubah
resolusinya---oleh pengguna umum.
Contoh lain dari
pergantian resolusi mendadak ini adalah jika kita ingin memindah tampilan layar
laptop ke monitor PC (misalnya menggunakan colokan output VGA/HDMI), yang secara resolusi
tampilan memang akan mengikut setting terkini pada laptop. Contoh lainnya
lagi adalah bila kita ingin memutar film (saat berkomputer) melalui video player atau bermain video-game.
Secara umum para gamer akan menyetel resolusi tampilan ke ukuran
yang membuat mereka nyaman serta lancar saat memainkan video game tersebut tanpa lag disebabkan kapabilitas dan toleransi
dari kartu-VGA yang dimiliki, yang biasanya akan berbeda dengan resolusi dalam
bekerja keseharian.
Jika seseorang bekerja
dengan resolusi tinggi misalnya 1920 x 1080, maka saat bermain Need For Speed dan game berat lain dengan fitur antialiasing++ sehingga
menampilkan efek yang lebih nyata serta dramatis mungkin akan terasa melambat
dan kurang responsif saat menggunakan resolusi tersebut jika memang bisa
dicapai; jadi demi keasyikan bermain biasanya akan diturunkan.
LED-TV LG seri 24MT48AF
juga lumayan saat menampilkan setelan PC resolusi tinggi. Kekurangannya yang
cukup krusial bagi penulis adalah: tidak
dapat mengakomodasi bidang luas dengan warna sangat terbatas.
Penulis sering berkutat
dengan software grafis vektor, dan yang demikian ini
tidak dapat ditoleransi bagaimanapun kondisinya. Pada bidang vektor satu warna
(monokrom) terutama warna cerah, warna yang tampil di layar akan tergradasi
halus menuju warna yang lebih cerah atau gelap namun masih pada tint yang sama.
Bila Anda pengguna Adobe Photoshop,
mungkin akan serupa kondisi ini: saat kita membuat bangun satu warna atau teks
pada layer mengambang dengan satu warna tertentu
lalu diberi layer style semacam inner-glow atau inner-shadow.
Bila Anda 'orang grafis' mungkin akan menemukan hal ini adalah cukup parah.
Kondisi inilah yang lolos dari pengamatan penulis saat mencobanya di toko.
Packing kardus dari LG 24MT48AF. dokpri
Lantas apa yang membuat
penulis membelinya?
Pertama adalah
ketidaktahuan mengapa monitor-TV yang digunakan penulis selama ini tiba-tiba
kolaps tak mengeluarkan gambar. Apalagi saat itu ada pekerjaan yang mendesak.
Dipikir sudah tak bisa diperbaiki, dan dipikir mungkin harusnya ada backup perangkat jika masih bisa diperbaiki.
Sedangkan monitor-TV
yang masih bertahan digunakan hingga sekarang oleh penulis adalah LED-TV
Samsung UA22D5000NM. Yang ini pun bukan berarti minim kekurangan dibandingkan
kelebihannya. Layarnya agak 'alergi' dengan sistem 4:3 disebabkan ukuran
layarnya memang 16:9.
Meski demikian,
pemaksaan sistem tampilan pada skala tersebut seperti pada beberapa game atau setelan video akan digolongkan
sebagai 'pemerkosaan' terhadapnya dan akan berimbas pada 'layar terbakar' yakni
munculnya bintik noise kehijauan di tampilan layar.
Bandingkan dengan LED-TV LG sebelumnya yang relatif tanpa masalah. Jadi saat
ada pergantian resolusi mendadak, memang akan menyebabkan pengguna sedikit
'kalang-kabut'.
Menimbang hal tersebut,
mungkin main video-game pun mesti dibatasi kalau mau
perangkatnya 'selamat' dan tahan lama. Namun sejauh ini, warna dan segalanya
masih berjalan baik dan tanpa gangguan. Kekurangan lainnya adalah resolusi
layarnya masih 1360 x 768 yang termasuk cukup sempit jika dibandingkan resolusi FullHD 1920 x 1020 untuk kerja lebih lapang.
Peringatan pada halaman 'help' dari seri Samsung UA22D5000NM.
dokpri
Bagaimanapun canggihnya sebuah monitor-TV, resolusi menjadi
penting. Sayangnya, UA22D5000NM tidak mengakomodasi resolusi HDTV 1920 x 1080.
screenshot capture-dokpri
Hanya, sesuai pengalaman
penulis yang membandingkan secara intensif saat berada di showroom---sepertinya versi
ukuran layar 32incinya mempunyai titik cerah putih yang lebih baik dibandingkan
dengan versi 22incinya, begitu pula gradasi warnanya. Meski demikian, harga
TV-LED saat itu tidak seperti sekarang yang jatuh hampir separuhnya.
Jadi bila penulis
memboyong TV-LED 22inci tersebut seharga 2,4jutaan---maka saat ini mungkin harganya
ada di bawah 1,7juta (seperti halnya harga LED-TV LG tadi) sedangkan harga
2juta+ tadi menjadi kisaran harga untuk ukuran 32inci.
Satu hal lagi, LED-TV
Samsung UA22D5000NM (apalagi seri 32incinya) secara warna adalah lebih baik
daripada kompetitornya dari keluaran tahun kisaran produksinya---setidaknya
begitulah menurut pengamatan penulis saat di showroom.
Karena penulis kebetulan
selama tiga hari (maksudnya bukan 3 x 24 jam, tapi tiga hari berturut datang
selama kurang lebih tiga jam) mengamati bagaimana kelebihan dan kekurangan
beberapa produk monitor-TV yang akan dibeli. Dan secara kebetulan ada film
animasi RIO dengan warna burung-burung dan lingkungan tajam dan cerah yang
mendukung kegiatan tadi.
Ada warna biru—tepatnya cyan atau biru langit—menjadi 'pecah' di
produk kompetitor yang menjadi objek pengamatan bersama tadi. Yang dimaksud
'pecah' ini adalah tampil jaggies atau 'bergerigi' dibandingkan layar
UA22D5000NM dengan tampilan warna cenderung halus untuk kondisi scene yang sama. Bisa dibilang, secara
grafis rentang jangkauan warna (gamut) dari LED-TV Samsung ini lebih
lebar.
OK. Demikian pengalaman
penulis tentang memilih LED-TV ini. Showroom yang menjadi sasaran penulis untuk
kedua produk LED-TV ini adalah showroom elektronik yang juga memajang home appliances, bukan showroom komputer dan peripheral-nya.
Mungkin ada pengalaman dari penulis lain atau pengguna untuk merek dan jenis
monitor-TV lainnya, bisa di-share dong
pada baris komentar sebagai pelengkap untuk pembaca (atau bisa juga lewat
artikel balasan). Penulis juga berharap, teknologi yang disematkan pada LED-TV
ke depannya semakin berkembang lebih baik dari segi kapabilitas, cakupan warna
dan mengakomodasi bidang grafis serta multimedia. Terima kasih sudah mampir
membaca.
kursus
komputer
biaya kursus
komputer
kursus
komputer bersertifikat terdekat
materi
kursus komputer
manfaat
kursus komputer
kursus
komputer online
kursus
komputer administrasi perkantoran
kursus
komputer terdekat
kursus
komputer terbaik
tempat
kursus komputer terdekat
kursus
komputer bersertifikat
kursus
jenis kursus
kursus apa
yang bermanfaat
kursus
keterampilan
contoh
lembaga kursus
kursus yang
paling banyak dicari
kursus yang
paling banyak dicari
kursus
terbaik
kursus untuk
wanita
kursus bahasa
inggris
kursus
online
kursus
online gratis bersertifikat 2020
kursus
online murah
platfrom
kursus online
rekomendasi
kursus online
kursus
keterampilan online
tes online dapat
sertifikat
kursus
online bahasa inggris
kursus
online gratis 2020
sertifikat
komputer online gratis 2020
rekomendasi
kursus online
sertifikat
online gratis 2020
kursus
digital marketing
kursus
digital marketing bersertifikat
kursus
digital marketing terdekat
kursus
internet marketing murah
kursus
marketing
kursus
digital marketing di madiun
kursus
digital marketing di magetan
kursus
digital maerketing di ngawi
kursus
digital marketing di ponorogo
kursus
digital marketing di nganjuk
kursus online
digital marketing
kursus
digital maketing di jakarta
kursus
digital marketing di depok
kursus
internet marketing murah
sertifikat
digital marketing
pelatihan
digital marketing
kursus
digital marketing 2020
materi
pelatihan digital marketing
More info :
Telp./ Wa :0813 5930 4039
Instagram : lkpfitrialbaasitu
Facebook : Lkp Fitri Al-Baasitu
Alamat : Jl . Graha Manis No. 10 Perum 2 Manisrejo
Taman Kota Madiun
Perbanyak Kesempatan - Kursus Online - skillacademy.com
Ad•
www.skillacademy.com/
(021) 28543000
Tingkatkan Technical & Soft Skill di Berbagai Bidang untuk Mahasiswa, Profesional & Umum. Online Training Bersertifikat dan Bisa Diakses Selamanya. Harga Kelas Sangat Terjangkau. Cooperativeness Skillset. Managing Project. Bersertifikat Siap Kerja. Pendanaan & Beasiswa.
Kelas Pengembangan Diri
Professional Business Networking
Mengembangkan Personal Branding
Teknologi dan Software
Belajar Skill Pemrograman
Kuasai Software Terbaru
Kelas Bisnis dan Keuangan
Strategi Reksa Dana Untuk Pemula
Bisnis Lean Start Up
Kelas Pemasaran Digital
Kursus SEO Untuk Digital Marketing
Belajar Membangun Bisnis Start Up
ARKADEMI - Kursus Online Bersertifikat #1arkademi.com
Translate this page
Arkademi aplikasi kursus online bersertifikat terbaik dengan pilihan yang luas dari lembaga kursus resmi. Kursus online kapan saja dimana saja.
6 kursus online bersertifikat untuk perkaya resume kamuwww.ekrut.com › Media › Category
Translate this page
Jun 26, 2020 - Kini, makin banyak platform kursus online yang tersedia di Internet. Berikut ini enam kursus online yang menawarkan tempat belajar untuk ...
12 Tempat Kursus Online Gratis yang Bertaraf Internasional ...www.necerz.com › 2020/05 › Kursu...
Translate this page
Di tempat kursus online gratis ini, merupakan tempat kursus internasional loh. Pastinya untuk serifikatnya tidak diragukan lagi.
| IndonesiaXwww.indonesiax.co.id
Translate this page
Kursus online gratis. ... Instruktur kursus adalah profesor terbaik dari universitas mitra kami, atau manajemen puncak dari perusahaan mitra kami. Icon ...
5 Kursus Online Gratis Karena Corona yang Bisa Dimanfaatkanglints.com › lowongan › kursus-onli...
Translate this page
Apr 14, 2020 - Saat ini banyak sekali kursus online gratis untuk dimanfaatkan karena ada corona. Ketahui program-program online gratis tersebut di artikel ...
Tak Perlu Kartu Prakerja, Ini Link 7 Kursus Online yang Bisa ...www.suara.com › news › nasional
Translate this page
Apr 19, 2020 - Kursus online gratis menjadi salah satu hal yang diburu untuk mengisi waktu di rumah selama pandemi virus corona. Berikut Suara.com ...
EZtudia | Belajar Online, Kursus Onlinewww.eztudia.com
Translate this page
EZtudia adalah sebuah platform digital yang menawarkan belajar online, dan kursus online bersertifikat di Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan dan ...
Sertifikasi Online Gratis dan Berkualitas: Di Sini Tempatnyaid.bitdegree.org › sertifikasi-online-g...
Translate this page
Sedang mencari sertifikasi gratis online? Ambil kursus-kursus online bersertifikat ini, tunjukkan sertifikat gratismu & buktikan kemampuanmu dalam belajar!
You've visited this page 2 times. Last visit: 8/24/20
Kursus online gratis | British Councilstudy-uk.britishcouncil.org › cari › k...
Translate this page
Nikmati dunia pembelajaran yang baru - secara gratis. Ambil satu dari lebih dari 250 kursus online, yang diciptakan oleh lebih dari 35 universitas di Inggris.
SekolahPINTAR.com | Belajar Online, Kursus Online, Sekolah ...www.sekolahpintar.com
Translate this page
Belajar Online, Kursus Online, Kuliah Online, dan Sekolah Online dengan metode pembelajaran NBLS yang sudah terujii lebih dari 10 tahun. Materi modern ...
Related searches
kursus online gratis bersertifikat 2020
kursus online programming
kursus online gratis 2020
indonesiax
kursus gratis pemerintah
kursus online bahasa inggris
seminar online gratis bersertifikat 2020
sertifikat online gratis 2020
Komentar
Posting Komentar